Menteri Maritim: Labuan Bajo Salah Satu Jalur Pelayaran Kapal Pesiar

Pelabuhan di Labuan Bajo (Foto: Ist)
Pelabuhan di Labuan Bajo (Foto: Ist)

Floresa.co – Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu lokasi yang dipilih pemerintah pusat sebagai marina jalur pelayaran premier untuk kapal pesiar.

Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo di Senin (29/12/2014).

Pemilihan Labuan Bajo berserta tujuh lokasi lainnya – Saumalaki, Ambon, Kupang, Tarakan, Tanjung Pandan serta Belitung – sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 180 Tahun 2014, yang berisi ketentuan tentang upaya memudahkan kapal wisata asing masuk ke Indonesia.

Peraturan itu bertujuan mewujudkan target kunjungan wisatawan pada 2019 sebanyak 20 juta orang dengan target pendapatan devisa sebesar USD12 miliar.

Menurut Indroyono, peraturan baru ini memudahkan wisatawan masuk ke Indonesia, karena dulu, kapal wisata asing sulit untuk mengurus izin masuk.

“Dahulu, kapal layar wisata susah untuk mendapatkan izin masuk, perlu waktu berbulan-bulan. Sekarang hanya butuh waktu satu hari,” katanya.

Kapal-kapal tersebut, lanjut dia, diperkirakan akan mendatangkan pendapatan daerah karena biaya sandar kapal cukup besar.

“Biasanya wisatawan bawa kapal kemudian ditambatkan. Biaya tambatan itu sekitar USD300 sampai USD800 per bulannya,” pungkas Indroyono. (ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di bawah ini.

Baca Juga Artikel Lainnya

Buruh Bangunan di Manggarai Kaget Tabungan Belasan Juta Raib, Diklaim BRI Cabang Ruteng Dipotong Sejuta Per Bulan untuk Asuransi

Nasabah tersebut mengaku tak menggunakan satu pun produk asuransi, sementara BRI Cabang Ruteng terus-terusan jawab “sedang diurus pusat”

Masyarakat Adat di Nagekeo Laporkan Akun Facebook yang Dinilai Hina Mereka karena Tuntut Ganti Rugi Lahan Pembangunan Waduk Lambo

Akun Facebook Beccy Azi diduga milik seorang ASN yang bekerja di lingkup Pemda Nagekeo

Pelajar SMAS St. Klaus Kuwu Gelar Diskusi terkait Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Manggarai

Para pemateri menyoroti fenomena globalisasi yang kian mengancam eksistensi budaya lokal Manggarai dalam pelbagai aspek

Was-was Manipulasi Informasi Terkait Proyek Geotermal Poco Leok

Temuan Floresa mengungkapkan manipulasi informasi adalah salah satu dari berbagai “upaya paksa” meloloskan proyek tersebut.