DPRD: Butuh 20-30 Tahun untuk Perbaiki Jalan Provinsi di Matim

Boni Jebarus, Anggota DPRD NTT
Boni Jebarus, Anggota DPRD NTT

Floresa.co – Boni Jebarus, anggota DPRD Provinsi NTT dari daerah pemilihan Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur menyindir lambannya pembangunan jalan provinsi di NTT. Menurutnya, dengan cara kerja pemerintah provinsi saat ini, butuh waktu sekitar 20-30 tahun untuk bisa menuntaskan pembangunan jalan provinsi di Kabupaten Manggarai Timur.

Penyebab hal ini, kata dia, karena pemerintah provinsi NTT yang dipimpin Gubernur Frans Lebu Raya itu setiap tahun mengalokasikan dana dari APBD Provinsi hanya untuk satu sampai dua kilometer di masing-masing ruas jalan. Sementara di NTT, total panjang ruas jalan provinsi hampir mencapai 2000 kilometer.

Di Manggarai Timur sendiri, panjang ruas jalan provinsi 77 kilometer yang membentang dari Bealaing- Mukun-Mbajang dan Wukir. Saat ini yang sudah selesai dikerjakan baru sepanjang 30 kilometer dan belum sampai ke Mbajang.

“Berarti sekitar 40 kilometer lagi dan itu untuk sampai ke Mbajang-Wukir, perbatasan dengan Ngada, butuh waktu 20-30 tahun lagi,” ujarnya, Sabtu (13/12/2014).

Kesimpulan itu disampaikan Boni usai melakukan kunjungan kerja bersama dua anggota komisi infrastruktur DPRD NTT ke Kabupaeten Belu di Pulau Timor.

Dari kunjungan kerja tersebut, menurut Boni, ditemukan lambannya pengerjaan jalan provinsi itu. Tahun ini, alokasi APBD Provinsi untuk pembangunan jalan provinsi hanya Rp 30 miliar.

Boni mengatakan akan menyampaikan usulan ke pemerintah provinsi untuk mengubah strategi pembangunan ruas jalan provinsi. Selama ini, kata dia, strategi yang dilakukan oleh dinas pekerjaan umum provinsi NTT adalah dengan pembangunan lapisan penutup (lapen) sekaligus pengaspalan hotmix.

Boni akan menyarankan agar pembangunan lapisan penutup untuk satu ruas jalan akan dituntaskan selama satu tahun. Setelah itu selesai, tahun-tahun berikutnya baru pengaspakan hotmix. “Saya akan berteriak di dewan soal itu,”janjinya. (PTD/Floresa)

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini