Polisi di Mabar Disebut Terlibat Mafia Kasus, Bisnis Motor Bodong dan BBM Ilegal

Polisi

Floresa.co – Para wartawan di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar) yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Manggarai Barat (PWMB) menggelar aksi unjuk rasa, hari ini, Sabtu (13/12/2014), sebagai bentuk protes atas tindakan premanisme oknum polisi terhadap John Lewar, wartawan Metro TV.

Aksi itu merupakan respon atas ancaman Bripka M Lukman, anggota Polres Mabar terhadap John yang sedang mengonfirmasi keterlibatan polisi itu dalam pengerjaan proyek di Mamis, bagian dari jalan raya Labuan Bajo-Ruteng.

Lukman, sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Tindak Pindana Korupsi di Polres Mabar. Para wartawan menduga banyak kasus di Mabar yang ditangani kepolisian mandeg, karena justeru polisi, termasuk Lukman juga ikut terlibat kasus.

Sirilus Ladur, Ketua PWMB mengatakan dalam orasinya, banyak kasus di Mabar yang dilaporkan ke polisi, tapi hanya beberapa yang diproses dengan adil.

Beberapa kasus yang sudah jelas-jelas selesai tahap penyidikan, kata Sirilus, kemudian diendapkan oleh polisi.

Ia juga menyebut keterlibatan polisi dalam bisnis bodong. “Berapa banyak keterlibatan oknum polisi dalam masuknnya motor-motor bodong di Mabar”, katanya.

Sirilus juga mengungkap keterlibatan polisi dalam sengketa tanah. “Dari sekian banyak masalah sengketa tanah adat yang ada di wilayah Mabar yang melibatkan anggota Polres mengakibatkan banyaknya oknum polisi yang memiliki tanah di wilayah ini”, jelasnya.

Hal tersebut, kata dia, biasa terjadi karena ulah intimidasi meminta jatah tanah yang bermasalah sebagai tanda terima kasih kepada oknum polisi.

Selain itu, kata dia, polisi juga terlibat kasus BBM ilegal. “Penjagaan SPBU untuk mengamankan pembelian BBM merupakan kedok polisi untuk mempermudah aksi jual BBM ilegal mereka”, katanya.

Harga BBM bersubsidi, kata dia, disulap menjadi 12.000 per liter untuk para pengusaha proyek dan para pelaku wisata terutama pemilik bisnis transportasi laut.

Sementara itu, Jhon Lewar menyebut banyak polisi di Mabar lebih banyak bekerja mencari keuntungan daripada menjalankan tugas.

“Berapa banyak bandar judi yang ditangkap karena telat membayar setoran kepada oknum polisi, sedangkan yang tidak telat memberikan setoran mereka biarkan lancar menjalankan bisnis judinya”, katanya.

Ia mengaku masih memiliki bukti 4 SMS dari beberapa perwira Polisi Mabar yang meminta nomor rekening, untuk menyuap John agar tidak memberitakan beberapa kasus hukum yang mereka endapkan dan tindakan menyimpang para oknum polisi yang diketahui wartawan.

Ia juga menegaskan, ada indikasi kuat keterlibatan Bripka Lukman dalam proyek senilai 111 miliar di Mamis. (MN/ADB/Floresa)

 

spot_img

Artikel Terkini