Provinsi Flores: Hanya Sekedar Wacana?

Provinsi FloresFloresa.co – “Di tengah berkecamuknya badai kontra, dengan langkah tertatih-tatih namun pasti pergerakan itu semakin menuju titik terang. Dalam penerawangan, Flores sudah harus menjadi Provinsi tahun 2015. Penerawangan itu bukan tidak beralasan mengingat perjuangan ini secara kronologis tengah memasuki usia senja alias lansia. Tidak main-main, perjuangan ini sudah memakan waktu lebih dari setengah abad sejak Mei 1956 di Nelle, Sikka.”

Deretan kalimat itu ada di profil  grup Facebook “Wacana Pembentukan Provinsi Flores” yang ditulis Cypri Guntur, admin grup tersebut.

Grup tersebut, yang hingga Sabtu, (8/11/2014) sudah memiliki 17.977 pengikut menjadi ruang diskusi bagi P4F. Pantauan Floresa.co, Sekertaris P4F Adrianus Jehamat menjadi orang yang paling banyak memposting informasi di grup itu.

Selain memposting informasi terbaru terkait aktivitas dan langkah P4F, Jehamat juga kerap memposting foto dirinya saat bertemu dengan tokoh-tokoh penting, termasuk dengan sejumlah bupati.

Dalam sejumlah diskusi di grup tersebut, memang terdapat argumen pro kontra, misalnya terkait apa alasan mendasar pembentukan Provinsi Flores, siapa saja yang menjadi penggerak P4F, mekanisme perjungannya bagaimana, dan juga, soal apa capaian-capaian yang sudah diraih saat ini.

Anggota P4F, seperti halnya Cypri juga menyadari adanya pro dan kontra terkait perjuangan mereka.

“Pihak kontra terus-menerus mengeluarkan jurus-jurus mautnya menolak pemekaran NTT menjadi dua provinsi. Alasan klise selalu dilontarkan antara lain, akan lahir raja-raja kecil di Flores, akan muncul KKN, akan lenyapnya identitas kultural orang NTT yang terkemas dalam akronim Flobamora, akan ada dominasi agama tertentu, akan meruak tambang di tanah Flores, dsb,” demikian tulis Cypri.

Sebaliknya, lanjut dia, kelompok yang pro pemekaran tidak kalah memberikan argumentasi logis dan kronologis tentang pentingnya pemekaran Daerah Otonomi Baru.

Ia mengatakan, ada banyak alasan mengapa Flores harus menjadi Provinsi. “Mulai dari yang sangat idealis sampai yang teknis-praktis-operasional. Secara idealis, pembentukan sebuah DOB adalah untuk kesejahteraan rakyat banyak. Di samping itu untuk memperpendek rentang kendali dalam pelayanan. Jauhnya pusat ibukota provinsi dan belum terlaksananya otonomi daerah secara maksimal dan proporsional sebagaimana yang diamanatkan regulasi, mendorong kita untuk membentuk sebuah provinsi yang nantinya menjadi ‘fasilitator atau koordinator lokal’ di daerah”.

Kehadiran provinsi, kata dia, dalam peruntukkannya untuk mendekatkan pelayanan pusat kepada daerah kota/kabupaten.

Terkait perjuangan pembentukan Provinsi ini, sejumlah informasi yang disampaikan Adrianus menunjukkan adanya sejumlah langkah yang telah mereka ambil, misalnya terkait kongres pertama di Ngada awal tahun ini dan kongres kedua, yang rencananya akan menyusul.

Namun, tak sedikit juga yang ragu, apakah mimpi bersama membentuk Provinsi Flores pada 2015 bisa terealisasi, mengingat hanya tinggal hitungan hari, kita sudah memasuki tahun itu.

Gubernur NTT, misalnya, sudah secara eksplisit lebih mendukung Provinsi Kepulauan dan tidak menaruh hati pada upaya membentuk Provinsi Flores.

Lantas, apakah Provinsi Flores, masih akan tetap tinggal sebatas wacana?

Hironimus Sousa, Kordinator P4F untuk Jawa, Bali dan Sulawesi mengaku tetap optimis. “Pembentukan Provinsi Flores bagi kami masyarakat Flores adalah sebuah keharusan dan sangat urgen sebab wacananya sendiri sudah sangat lama”, katanya kepada Floresa.co.

Ia menambahkan, kehadiran P4F merupakan tonggak baru untuk kembali memulai hal yang pernah diwacanakan tersebut.

“Sebagai awal yang baik, putra daerah yang diketuai oleh Adrianus Jehamat telah berhasil menghimpun bupati-bupati sedaratan Flores beberapa waktu yang lalu, bahkan ke Kupang untuk menemui para pemegang otoritas di sana”, katanya.

Ia menjelaskan, sebenarnya kongres kedua, sudah bisa segera dilaksanakan, namun terhambat karena Ketua P4F Bupati Ngada Marianus Sae berhalangan.

Katanya, dalam waktu yang tidak lama lagi akan diadakan kongres tersebut yang mudah-mudahan bisa dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta para menteri.

Menurut Suasa, pembentukan Provinsi Flores bertujuan menciptakan lapangan kerja, mendekatkan pelayanan kepada rakyat, mengurangi anggaran negara dalam hal operasional dari sepuluh kabupaten yang ada di Flores.

“Jika negara menyetuju usulan ini, maka dengan sendirinya investor gampang masuk di wilayah Flores dengan tidak terlalu jauh urusan perizinan”, tegasnya.

Suasa mengatakan dengan yakin, “Provinsi Flores sesungguhnya harapan semua rakyat, hanya persoalan keegoisan kita dari masing-masing wilayah di Flores, maka perjuangan ini sering kali mengalami jalan buntu”.

Tapi, jelasnya, dengan hadirnya P4F, dirinya yakin, perjuangan mereka akan berhasil, sebab 2,2 juta penduduk Flores, Lembata dan Alor, sudah menunggu.

Tentu, waktu yang akan menjawab, apakah tahun depan Provinsi Flores benar-benar terbentuk atau akan tetap terus jadi wacana tak berujung, mengingat tantangan dari segi undang-undang tampaknya membuat hal itu jadi mustahil. (ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini