Menteri Saleh Husein dan Harapan Besar NTT

Menteri Perindustrian, Saleh Husein
Menteri Perindustrian, Saleh Husein

Floresa.co – Saleh Husen, politisi Partai Hanura menjadi satu-satunya menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pria kelahiran Kabupaten Rote Ndao, 16 September 1963 ini diberi jabatan sebagai Menteri Perindustrian.

Masyarakat NTT tentu saja bangga dengan terpilihnya Saleh. Selain bangga, ada juga harapan besar terhadap dirinya, terutama agar dunia industri di NTT bisa sejajar dengan daerah lain di Indonesia.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya pun menyatakan mengapresiasi langkah Jokowi yang memilih Saleh.

“Kami tentunya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah mengangkat salah seorang putra NTT sebagai Menteri Perindustrian,” katanya.

“Tetapi yang lebih penting bukan karena dia sosok yang sedaerah dengan kami, tetapi memang memiliki kualitas sehingga dipercaya untuk mengemban tugas negara,” kata Eddy Mesakh, warga NTT asal Kota Kupang,  kepada Kompas.com, Minggu lalu (26/10/2014).

Dengan latar belakang sebagai putra NTT, Eddy berharap Saleh setidaknya ikut mendorong industri di NTT. “Untuk bersaing di pasar, dalam maupun luar negeri,” harap Eddy.

Saleh, kata Eddy, menjadi pelajaran bagi anak-anak NTT, bahwa latar belakang dan asal suku tak menghalangi capaian seseorang. “Dia anak kampung, bahkan dari pedalaman di Kabupaten Rote Ndao dan sekolah di kampung, tetapi sukses sebagai politisi tingkat nasional hingga jadi menteri.”

Sementara itu, Yulius Sallu, warga kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, menegaskan pesan yang sama.

“Terpilihnya Saleh menjadi Menteri Perindustrian, menunjukan bahwa orang NTT mampu bersaing dengan orang luar NTT. Hal ini tentunya membangkitkan kepercayaan diri bagi generasi muda di NTT karena meskipun dari daerah tertinggal, namun kualitas SDM orang NTT juga setara dengan daerah lainnya.”

Adapun Wempi Bria, warga Kabupaten Malaka, berharap Saleh bisa memperhatikan industri di daerah perbatasan NTT dengan Timor Leste. “Kami tahu figur pak Saleh Husin itu baik dan bersih sehingga kita harapkan kalau bisa tolong perhatikan kami warga tiga Kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste yakni TTU, Belu dan Malaka,” kata Bika.

Minta Dukungan

Sementara itu, Saleh sendiri meminta dukungan dan doa masyarakat TT. “Terima kasih atas dukungannya selama ini. Saya juga minta dukungan dan doa dari masyarakat NTT,” kata Saleh, Senin, (27/10/ 2014).

Dia berjanji tidak akan mengecewakan masyarakat NTT dalam menjalankan tugas yang berat dan mulia tersebut, karena bersama-sama para menteri harus bekerja keras demi kesejahteraan rakyat Indonesia. “Saya tidak akan kecewakan rakyat NTT,” katanya.

Setelah dilantik, Saleh mengaku mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk dapat membangun kawasan industri di luar pulau Jawa.

“Kemarin saat rapat bapak presiden mengatakan bahwa para menteri tugasnya hanya melaksanakan program yang telah dibuat oleh Jokowi, program tersebut salah satunya membangun 10 kawasan industri di luar Pulau Jawa khususnya Indonesia bagian timur,” kata Saleh, Selasa (28/10/2014).

Dia menjelaskan untuk lebih merampungkan program tersebut nanti akan dirapatkan terlebih dahulu kepada kementerian terkait.

“Tadi rapat koordinasi dengan menkoperekonomian, dari sana nanti akan tahu langkah-langkah apa yang akan dilaksanakan. Nanti juga akan ada rapat dengan Menko membahas program-program ini,” ungkapnya.

Selain itu, dia mengemukakan pihaknya juga akan melakukan hilirisasi industri di sektor pertanian.

“Sebelumnya, program dari Pak MS Hidayat kan memang sudah ada, ya jadi akan kita lanjutkan juga ke depannya,” tuturnya.

Ia mengutarakan, saat ini pihaknya sedang melakukan upaya birokrasi usaha untuk mempermudah program-program yang dicanangkan oleh Jokowi.

“Yang penting jangan ada lagi birokrasi yang berbelit yang mempersulit dunia usaha. Itu yang akan kita permudah,” papar dia.

Saleh mengaku pihaknya sudah memiliki obsesi dengan maksud menjadikan industri Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Saya ingin ke depannya bagaimana industri Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucap Saleh.

Untuk dapat mencapai target tersebut, lanjutnya, akan memberdayakan bagaimana ke depannya tenaga kerja Indonesia lebih dapat terserap dan tingkat penghasilan buruh atau karyawan bisa meningkat. “Minimal kita bisa menjadi industri yang disegani di Asia Tenggara,” ucap Saleh.

Kendati demikian, dalam hal peningkatan industri pihaknya tak dapat berjalan sendiri dan dibutuhkan koordinasi dengan berbagai pihak kementerian terkait.

“Untuk itu saya dengan terbuka akan tetap menerima masukan dari Kadin, asosiasi-asosiasi ataupun stakeholder lainnya,” tukasnya.

Diragukan

Meski optimis bisa membawa perubahan, namun ada juga pihak yang meragukan kemampuan Saleh. Bahkan, ia disebut menjadi bagian titik lemah pemerintahan ke depan.

“Salah satu titik lemah Kabinet Kerja adalah pos Kementerian Perindustrian yang digawangi oleh kader partai Hanura, Saleh Husein,” ujar Pendiri Indonesia Movement Study and Analysis Center, Irwan Suhanto, di Jakarta.

Itu mengingat 2015 adalah era pasar bebas, di mana industri menjadi salah satu kekuatan sentral pertahanan perdagangan menghadapi negara lain. “Jangan sampai justru respons negatif pertama justru datang dari kalangan pelaku industri nasional. Karena banyak pihak menyangsikan kemampuan Saleh untuk dapat mengatasi beratnya permasalahan perindustrian ke depan,” kata dia.

Saleh yang dianggap terpilih karena kedekatan pribadinya dengan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, adalah salah satu titik terlemah kabinet kali ini. Lawan-lawan politik Jokowi-JK menjadikan pos ini sebagai salah satu sasaran yang diawasi.

“Seratus hari pertama pemerintahan adalah alat ukur paling layak terhadap kinerja kementerian-kementerian yang dianggap lemah karena dipimpin oleh Menteri yang tidak kompeten, salah satunya adalah Kemenperin,” kata dia.

Irwan mengatakan yang mengerikan adalah untuk menutupi kekurangannya, Saleh melakukan aksi pencitraan dengan blusukan ke sentra-sentra industri. Namun, kering dari kebijakan strategis terkait kesiapan industri nasional bersaing di era pasar bebas.

“Kalau itu yang dilakukan, maka bersiaplah Saleh diturunkan oleh kehendak publik karena dianggap hanya akan menjadi beban revolusi bagi Kabinet Kerja Jokowi-JK. Dan Hanura sangat mungkin dianggap salah setorkan kadernya,” ujar dia.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini