JK: Kubuh Prabowo-Hatta Cetak Dua Gol Bunuh Diri

Jusuf Kalla
Jusuf Kalla

Floresa.co – Calon wakil Presiden nomor urut dua Jusuf Kalla (JK) menilai kampanye Pilpres 2014 lebih banyak berisi soal klarifikasi kampanye.

Hal ini terjadi karena Pilpres lebih marak berisi kampanye negatif.

“Kalau Anda lihat kampanye ini bervariasi. Minggu pertama itu perang bintang. Semua menonjolkan, berapa jenderal sana, berapa jenderal sini, apa perangkatnya,” ujar JK saat memberikan sambutan di hadapan keluarga besar KAHMI, di Rumah Pemenangan Jokowi-JK, Posko Jenggala, Jakarta, Sabtu (19/7/2014) malam sebagaimana dilansir Tribunnews.com.

“Tapi minggu berikutnya perang kiai ternyata,” lanjut JK.

Politisi senior Golkar ini menuturkan, kalau kemudian masyarakat Indonesia selalu menerima kampanye yang tidak positif, pada akhirnya kerap berujung pada klarifikasi.

“Jadi semua orang berpidato, saudara-saudara, Jokowi itu Islam benar,” ucap JK.

Memasuki minggu kelima kampanye, pengusaha asal Sulawesi Selatan itu menyebutkan baru masyarakat masuk pada masa yang mendidik dengan menerima program-program dari capres-cawapres dan itu sebagai sesuatu yang positif.

“Tapi teman di sebelah (kubu Prabowo-Hatta) perang terus, klarifikasi soal HAM. Jadi sama-sama klarifikasi,” katanya.

Memasuki minggu-minggu terakhir kampanye, JK menyebutkan ada tiga gol yang pihaknya berhasil lakukan, serta dua gol bunuh diri dari lawannya pasangan  Prabowo-Hatta.

Diantaranya, berita baiknya, kata JK adalah gerakan anak muda yang mendukung secara sukarela melalui konser salam dua jari di Senayan, Jakarta.

“Berita baiknya kita di senayan. Begitu banyaknya berita baik kita,” kata JK.

Selajutnya gol yang kedua adalah 9 program jokowi-JK yang disebarkan. Dan kemudian gol yang ketiga adalah debat.

“Satu gol bunuh diri, kata sinting. Wah itu pesantren pada ngamuk itu kan,” tuturnya.

Kata “sinting” mengundang polemik karena diucapkan tim kampanye Prabowo-Hatta yakni Fahri Hamzah atas ide Jokowi soal hari pesantren.

“Dan satunya lagi soal Kalpataru,” kata JK.

Masalah kalpataru mengemuka dalam debat akhir capres-cawapres dimana cawapres Hatta Rajasa tidak bisa membedakan antara kalpataru dengan piala adipura.

Para anggota KAHMI yang mendengar sambutan JK  itu tidak tahan menahan tawa sembari bertepuk tangan.

JK menganggap bahwa hal demikian adalah sebuah pengalaman berharga.

Menjelang akhir sambutannya, JK menjelaskan bahwa masalah yang akan pihaknya hadapi ke depan akan berat.

Dia memandang kalau kondisi negara saar ini yang serba defisit, serta keputusannya agak lamban. Menurutnya hal itu harus di ubah untuk menjadikan suatu negara yang kuat dan baik untuk masa-masa yang akan datang.

“Kalau diberikan izin oleh Allah SWT, saya dan Pak Jokowi akan membawa bangsa ini yang lebih baik,” ujar JK.

 

 

spot_img
spot_img

Artikel Terkini