Ruteng, Floresa.co – Istri dan anak tersangka kekerasan terhadap wartawan di Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT beberapa kali mendatangi hampir setiap rumah anggota Aliansi Wartawan Manggarai (Awam).
Mereka memohon dengan hati yang tulus kepada Awam agar menyelesaikan kasus kekerasan tersebut secara damai melalui adat Manggarai.
Pengakuan beberapa wartawan, istri dan keluarga Ferdi Agung dan Yosep Natong, dua orang tersangka kekerasan terhadap wartawan saat proses peliputan eksekusi Gregorius Gaguk (GG) beberapa waktu lalu, menyatakan akan siap menjalankan sanksi adat jika Awam bisa menarik kembali laporan kepolisian kasus tersebut.
Awam menilai, kehadiran tersangka bersama istri dan anak-anak mereka sambil menangis merupakan usaha ketulusan yang wajib dibukakan pintu maaf.
Oleh karena itu, Selasa (24/6/2014)lalu, para keluarga tersangka dan Awam bertemu di rumah Martinus Don, wartawan NTT Online di Waso, Kecamatan Langke Rembong Manggarai. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan bahwa tersangka siap melakukan permintaan maaf lewat 3 stasiun radio di kabupaten itu selama satu minggu terhitung sejak, Rabu (25/6/2014). Setiap hari akan dibacakan 3 kali.
Jo Mario Kenaru, ketua Awam menyatakan, hal ini bagian dari sanksi sosial sesuai keputusan Awam agar tersangka tidak mengulangi perbuatannya sembari memberikan pendidikan terhadap masyarakat agar menghargai tugas wartawan.
“Ini juga bagian dari hukuman terhadap tersangka. Itulah kekhasan kita di daerah Manggarai yang memiliki adat sebagai sarana permintaan maaf. Yang terpenting mereka tulus dan rela menjalankannya demi kebaikan kita bersama,” ungkap Jo.
Beberapa anggota Awam, mengaku, penerimaan permintaan maaf keluarga korban, demi pertimbangan kemanusian. Pasalnya, situasi dan kondisi tersangka membuat para wartawan berempati sehingga menarik kembali laporan setelah menjalan hukuman permintaan maaf lewat radio selama 1 Minggu.
